Medan Makna Dan Komponen Makna

Medan Makna

Lyons (1977:252-254) menjelaskan teori medan makna (field-theory) adalah teori yang menaruh perhatian kepada analisis makna. Hubungan bagian keseluruhan yang mengikat suatu leksem dalam suatu medan makna tertentu. Kemudian menurut Chaer (1995:110) menjelaskan bahwa leksem atau kata di setiap bahasa yang maknanya saling berhubungan. Contoh : sawah, padi, air, cangkul, bajak, jerami, tanah, bibit, menanam, menyiangi, memanen, hama, insektisida adalah leksem kata-kata dalam medan makna pertanian
[ Read More ]

Posted by janiko 0 komentar»

Jenis Makna Dan Dasar Pengelompokan


Berdasarkan sifat makna yang dikandunginya, tipe makna satuan bahasa dapat dikelompokan menjadi sepuluh, yaitu : (1) Makna Leksikal, (2) makna gramatikal, (3) makna referensial, (4) makna referensial, (5) Makna denotative, (6) Makna konotatif, (7) Makna kata, (8) makna istilah, (9) makna idiomatic, dan (10) Makna Kias

Sumber  :
Manaf, Ngusman Abdul. 2008. SEMANTIK : Teori dan Terapannya Dalam Bahasa Indonesia. Padang : Sukabina Offset
[ Read More ]

Posted by janiko 0 komentar»

Penamaan, Pengistilahan, dan Pendefenisian


Penamaan 

Penamaan adalah kegiatan memberi nama, objek yang dinamai dapat berupa benda atau konsep. Hasil penamaan adalah nama.
Contoh, hewan berkaki empat pemakan rumput, yang biasa untuk membajak sawah atau pedati, dan suka berkubang di lumpur dinamakan kerbau. Chaer menjelaskan bahwa umumnya, penamaan dilakukan atas Sembilan dasar yaitu : Kemiripan Bunyi, Penyebutan Bagian, Penyebutan sifat khas, Penemu dan Pembuat, Tempat Asal, Bahan, Keserupaan, pembedaan, serta Penamaan Baru
[ Read More ]

Posted by janiko 0 komentar»

Tanda Bahasa Dan Maknanya


Tanda Bahasa
  
Menurut Saussure (1916), tanda linguistic (signe linguistique) mempunyai dua unsure, yaitu  (1) yang ditandai (dalam bahasa Perancis signifie ; dalam bahasa Inggris signified dan (2) yang menandai (dalam bahasa Perancis significant; dalam bahasa Inggris signifier). Sesuatu yang ditandai diistilahkan dengan petanda. Sebaliknya, sesuatu yang menandai diistilahkan dengan penanda. Penanda itu berupa bunyi bahasa sedangkan petanda itu berupa benda, kegiatan, atau keadaan. Menurut Ogden dan Richard (1923) bahwa tanda bahasa dari tiga sisi, yaitu symbol, gagasan, dan acuan. 
[ Read More ]

Posted by janiko 0 komentar»

Objek dan Ruang Lingkup Semantik


A.   Pengertian Semantik Secara Umum
Istilah semantic dalam bahasa Indonesia dan semantics dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani sema yang berarti’tanda’. Kata sema berkelas nomina. Semaino yang berarti ‘menandai’ merupakan bentuk verba dari kata sema (Chaer, 1995:2).
Yang dimaksud tanda di sini adalah tanda bahasa (signe linguistique) seperti dimaksud Saussure (1966). Menurut Saussure, signe ‘tanda’ yang mencakup signife ‘yang ditandai’ dan significant ‘yang menandai’. Tanda bahasa dapat berupa kata dan maknanya. Kata sebagai tanda bahasa berupa gabungan suku kata atau untaian bunyi. Misalnya, kata /pohon/ adalah yang menandai dan wujud pohon sebenarnya adalah ditandai. Unsure yang ditandai atau dirujuk suatu tanda itu merupakan makna dari tanda itu.
Dalam semantic bahasa Indonesia  membahas hubungan antara tanda dan makna berbagai satuan bahasa Indonesia, makna leksikal, makna gramatikal satuan bahasa Indonesia, penamaan, pengistilahan, pendefenisian dalam bahasa Indonesia, dan perubahan makna sebagai satu bahasa Indonesia, serta factor penyebabnya.
B. Objek dan Ruang Lingkup Kajian Semantik
Objek kajian semantic adalah makna atau arti satuan bahasa. Leech, (1983: 8-10) menjelaskan bahwa objek kajian semantic adalah makna satuan bahasa yang tidak dihubungkan dengan konteks tuturan. Semantic mengaji tanda bahasa dengan konsep serta acuannya baik secara leksikal maupun gramatikal. Semantic mengaji apa arti X. Djajasudarma (1993:4) menjelaskan satuan yang dikaji maknanya itu mulai dari tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana. Sedangkan lingkup kajian semantic itu berupa makna satuan bahasa dalam kata, frasa, klausa, kalimat, dan teks.

Sumber  :
Manaf, Ngusman Abdul. 2008. SEMANTIK : Teori dan Terapannya Dalam Bahasa Indonesia. Padang : Sukabina Offset
[ Read More ]

Posted by janiko 0 komentar»

Homograf

APEL  = Nama buah
APEL  = Upacara

Contoh :
·         Setiap hari Ibu membeli buah apel
·         Setiap senin pagi karyawan perusahaan itu melakukan apel di depan kantornya
[ Read More ]

Posted by janiko 0 komentar»

Homofon

ANGKER       = Menyeramkan
ANKER          = Merek minuman bir

Contoh :
·         Rumah kosong itu sangat angker
·         Orang itu mabuk karena minum bir anker
[ Read More ]

Posted by janiko 0 komentar»

Homonim

ABSTRAK      = Tidak berwujud
ABSTRAK      = Ringkasan

Contoh :
·         Kebaikan dan kebenaran adalah pengertian yang abstrak
·         Tesis itu tidak memiliki abstrak di halaman depannya

[ Read More ]

Posted by janiko 0 komentar»

Antonim

ATAS > < BAWAH
= berkaitan dengan posisi
Contoh :
·         Dia sudah pernah ke atas menara itu.
·         Dari bawah gedung itu, kami menyaksikan atraksi menarik.
[ Read More ]

Posted by janiko 0 komentar»

Sinonim

AKRAB-KARIB
= intim, erat atau, dekat (berkaitan dengan pergaulan)
Contoh :
·         Hubungan mereka sangat akrab sekalipun mereka berbeda agama
·         Kedua sahabat karib itu berhasil mengharumkan nama kampus
[ Read More ]

Posted by janiko 0 komentar»

Pergeseran Makna


1.            Perluasan Makna (Generalisasi)

Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.

Contoh:
Makna lama                                         
·         Akar : Bagian tumbuhan yang berfungsi untuk memperkokoh tumbuhan bersangkutan 
·         Adik :  Saudara kandung yang lebih muda

Makna Baru
·         Akar : penguraian pangkat dalam matematika
·         Adik : Sapaan sopan untuk siapa saja yang lebih muda

2.            Penyempitan Makna (Spesialisasi)

Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula).

Contoh:
makna lama:                                                        
Alim Ulama           : cendikiawan       .              

Makna Baru
Alim Ulama         : orang yang ahli bidang agama

3.            Peninggian Makna (Ameliorasi)

Peninggian makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tinggi/ hormat/ halus/ baik nilainya daripada makna lama.

Contoh:
makna lama:
Anak laki-laki
                                                     
makna baru :
Putra : lebih tinggi dari anak

4.            Penurunan Makna (Peyorasi)

Penurunan makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah/ kurang baik/ kurang menyenangkan nilainya daripada makna lama.

Contoh:

Abang mempunyai arti yang sejajar dengan kata kakak. Karena, terlalu sering digunakan untuk menunjuk orang-orang dari lapisan sosial bawah, seperti abang becak, abang bakso, dll, kemudian orang dari lapisan sosial tertentu tidak suka jika disapa dengan kata abang. Dengan demikian nilai kata tersebut menjadi merosot.
 
5.        Persamaan (Asosiasi)

Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru.

Contoh:
makna lama:                                        
Amplop  : sampul surat     

Makna baru :   
Amplop : uang sogok

5.            Pertukaran (sinestesia)

Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda dari indera penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke indera pendengar, dan sebagainya.

Contoh:
Sudah merasakan asin garam, rasa asin dari indra perasa, sedangkan makna lainnya orang yang sudah berpengalaman
[ Read More ]

Posted by janiko 0 komentar»

Budaya Dalam Pengajaran Bahasa Kedua


 I.          Pendahuluan
Pusat   Kebudayaan   Nasional   Kompetensi   mendefinisikan   budaya   sebagai   pola   terpadu "perilaku manusia yang meliputi pikiran, komunikasi, bahasa, praktik, keyakinan, nilai, adat istiadat,   sopan,   ritual,   tata   cara   berinteraksi   dan   peran,   hubungan   dan   perilaku   yang diharapkan  dari  suatu  ras, agama  atau  sosial  kelompok  etnis,  dan  kemampuan  untuk mengirimkan  di  atas  untuk  generasi  berikutnya  "(Goode,  Sockalingam,  Brown,  &  Jones, 2000). Dengan demikian, budaya yang terkait dengan bahasa yang tidak dapat dipelajari dalam beberapa pelajaran tentang perayaan, lagu rakyat, atau kostum dari daerah di mana bahasa tersebut diucapkan. Kebudayaan  adalah konsep  yang  jauh  lebih  luas  yang  secara  inheren  terikat  banyak  konsep  linguistik  yang diajarkan di kelas bahasa kedua.
[ Read More ]

Posted by janiko 0 komentar»

Struktur Bahasa Indonesia


A. Analisis kalimat berdasarkan :
1)      Kategori Sintaksis
2)      Fungsi Sintaksis
3)      Fungsi Semantik, dan
4)      Fungsi Pragmatik
[ Read More ]

Posted by janiko 0 komentar»
    Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.
    ">Bangko