PETATAH DAN PETITIH DI DALAM MASYARAKAT
Masyarakat Jambi merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yaang memiliki kepribadian dan nilai-nilai budaya yang tinggi, serta adat istiadat yang bersumber dari nilai luhur bangsa Indonesia, wujud nilai luhur tersebut dituangkan dalam sila-sila Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa yang dalam pelaksanaannya di lingkungan masyarakat Jambi yaitu berupa “Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendikan Kitabullah” hal ini telah membuat masyarakat hidup damai penuh toleransi kasih sayang, tahu tugas dan kewajiban, menempatkan sesuatu pada tempatnya yang benar, nilai-nilai luhur yang demikian telah diwarisi serta dikembangkan sebagai titian teras bertangga batu. Yaitu suatu nilai yang terwarisi menjadi pedoman dalam berkehidupan dan berbangsa.
Adat istiadat (kebiasaan masyarakat) dan lembaga adat yang hidup di tengah-tengah masyarakat memegang peranan dalam pergaulan, bahkan mampu menggerakan partisipasi masyarakat dalam berbagai bidang kegiatan. Oleh karenanya, wajarlah dilakukan pembinaan dan dikembangkan, sehingga secara nyata dan dapat berdayaguna untuk kelancaran pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
Propinsi Jambi yang memiliki sastra lisan yang dikenal dengan seloko, petatah-petitih, pantun yang merupakan sastra lisan yang disampaikan secara langsung terutama di kabupaten Merangin, yang sekaligus dipakai terutama oleh masyarakat untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari sekaligus dapat dijadikan media pengembangan sastra daerah.
Bentuk sastra lisan adat Jambi biasanya digunakan dalam kegiatan upacara adat maupun dalam kehidupan sehari-hari, yang sangat banyak mengandung nilai-nilai berguna dan ada manfaatnya bagi kehidupan manusia.
Dan selayaknyalah masyarakat Jambi untuk mengetahui dan memahami adat yang berlaku terutama dalam kabupaten Merangin yang sampai hari ini masih menggunakan kebudayaan sastra lisan adat Jambi tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.
Untuk menjaga eksistensi adat Jambi yang berbentuk lisan tersebut tentu adanya antisipasi dan penanggulangannya, baik dalam pemahaman masyarakat tentang adat itu sendiri maupun penerapan adat tersebut dalam berkehidupan bermasyarakat.
Di Dusun Bangko, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin sastra lisan adat jambi ini masih digunakan oleh masyarakat seperti: seloko, petatah petitih, dan pantun, yang biasanya digunakan pada kegiatan-kegiatan tertentu mulai dari upacara adat, menanam padi, upacara perkawinan dan dalam kehidupan sehari-harinya. Dan ini merupakan bagian pelestarian dan pemeliharaan budaya dalam menjaga eksistensi adat budaya Jambi dalam kabupaten Merangin, yang mempunyai nilai-nilai yang sangat berharga pada kehidupan bermasyarakat, untuk diwarisi pada generasi yang akan datang, sehingga kebudayaan adat yang berbentuk sastra lisan ini bisa tetap terjaga dalam kehidupan masyarakat.
Posted by janiko
0
komentar»